KONTRIBUSI INDONESIA DALAM KRISIS ENERGI DAN PEMANASAN GLOBAL

07.04 Edit This 0 Comments »
Dalam beberapa tahun ke belakang, krisis energi menjadi permasalahan yang ramai dibicarakan. Permasalahan ini bahkan sempat mempengaruhi perekonomian seluruh negara di dunia. Mengapa hal tersebut menjadi topik yang sangat sexy untuk diperbincangkan? Alasan utamanya adalah karena energi merupakan hal yang esensial bagi kehidupan manusia. Tanpa energi beragam aktivitas manusia dapat terhenti. Ibarat mobil kehabisan bensin. Mogok, tidak dapat berjalan.

Krisis energi terjadi karena menipisnya cadangan bahan dasar untuk mengolah energi listrik, yaitu sumber energi fosil, seperti batu bara, minyak bumi dan gas bumi. Selain itu, energi fosil juga digunakan untuk mendukung beragam kegiatan manusia. Karena konsumsi manusia akan energi sangatlah besar dan terus saja meningkat, wajarlah jika kemudian sumber daya yang tidak dapat diperbaharui atau butuh waktu jutaan tahun untuk dapat memproduksinya kembali tersebut kemudian menjadi kian langka. Dan semakin langka suatu barang, semakin melambunglah harganya, sesuai dengan hukum ekonomi.

Indonesia merupakan salah satu negara yang konsumsi energinya paling besar.
Jika dilihat dari konsumsi minyak bumi saja, tahun lalu Indonesia mengkonsumsi 1, 6 juta barel per hari (bph). Bahkan di tahun 2006, Indonesia mengkonsumsi 1, 84 juta bph. Di tahun yang sama, negara-negara lain (seperti Jepang dan Jerman) hanya mengkonsumsi minyak bumi di bawah 1 juta bph. Penggunaan energi yang boros ini pun tidak dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Karena sekitar 35 % rakyat Indonesia, yaitu sekitar 77 juta jiwa, belum bisa menikmati energi listrik yang salah satunya menggunakan minyak bumi dalam proses pengolahannya. Tentu semakin boros konsumsi Indonesia akan energi, semakin tipis pula cadangan energi yang ada di bumi ini. Artinya Indonesia punya kontribusi besar dalam masalah krisia energi yang sedang dihadapi dunia saat ini.

Selain itu, pola konsumsi energi yang amat boros ini juga menyebabkan kerusakan lingkungan. Telah banyak didengungkan juga di seluruh dunia bahwa salah satu isu kerusakan lingkungan teranyar saat ini adalah pemanasan global. Penyebab dari pemanasan global adalah terlalu banyaknya persentasi gas-gas yang dapat menyebabkan efek rumah kaca hingga suhu di bumi meningkat. Gas-gas tersebut antara lain adalah CO2 dan metana. Gas CO2 , diantara gas-gas penyebab efek rumah kaca lainnya, memiliki persentase paling besar. CO2 adalah bentuk gas buangan dari proses penggunaan energi fosil, baik untuk memproduksi energi listrik maupun untuk keperluan manusia yang lainnya. Tentu dengan tingkat konsumsi energi fosil yang tinggi, Indonesia juga menghasilkan jumlah CO2 yang tinggi. Hal ini memperparah terjadinya pemanasan global yang sedang terjadi di bumi.

Pemerintah Indonesia telah menghimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam mengkonsumsi energi. Pemerintah pun menargetkan konsumsi energi Indonesia di tahun ini dapat turun 0, 1 juta bph dari tahun lalu, yaitu menjadi 1, 5 bph. Dan pada tahun 2025 diharapkan Indonesia hanya akan mengkonsumsi minyak bumi di bawah 1 juta bph. Peran serta masyarakat tentu berperan sangat penting untuk dapat mewujudkan niat tersebut. Target penurunan konsumsi minyak bumi tidak akan tercapai jika masyarakat meneruskan gaya hidup yang konsumtif dalam penggunaan energi. Oleh karena itu mari kita ubah gaya hidup. Berpikir dan bertindak lebih bijak untuk kelangsungan hidup manusia di masa sekarang dan di masa yang akan datang.

0 komentar: